Monday 21 September 2020

si pemalas di tengah pandemi

Balik lagi. kangen ih nyurcol di sini.

OKE!
Setelah hampir tujuh bulan bekerja dari rumah, kami merasa menemukan keseimbangan yang dari dulu saya inginkan karena pandemi ini. Ya.
Sebagai istri yang bisa lebih banyak di rumah, yang tidak pulang sampai malam karena macet, yang bisa punya lebih banyak waktu untuk membersihkan rumah, dan yang bisa memasak dan menyediakan makanan seharian untuk suami. Ya, walaupun masakan saya tidak enak-enak banget, tapi suami bisa makan tepat waktu. Meskipun sering juga kami order makanan di penjual-penjual makanan langganan kami. Bocah-bocah saya (anjing dan kucing) full time bersama emak dan bapaknya. Tidak ada lagi drama beri makan terlambat karena pulang terlalu malam.

Mengurangi bersosialisasi keluar bersama teman, tidak lagi banyak ngobrol dengan tetangga (arisan pun dilakukan daring), bepergian ke rumah keluarga ketika akhir pekan. Hal-hal yang tidak bisa lagi kami laukan itu sebenarnya yang membuat saya dan suami merasa 'seimbang'. Mungkin bisa dibilang kami sama-sama tertutup, tidak suka bersosialisasi. Ah, tapi tidak begitu juga!

Kami tetap aktif di grup RT. Ketika ada tetangga yang harus isolasi mandiri karena + Covid, kami berkoordinasi melalui grup memastikan tetangga tersebut mendapat makan bergizi setiap hari, tidak kekurangan sesuatu apapun selama isolasi mandiri.
Di kampus, saya juga tetap aktif ~ karena kelas daring pun terus berjalan tidak ada libur, malah mungkin tugas-tugas pengajar jauh semakin berat di tengah pandemi ini.
Hubungan dengan keluarga juga tetap berjalan dengan baik. Meskipun kami tidak saling bertemu, namun kami malah lebih sering video call, berkirim makanan dan barang. Silaturahmi tidak berhenti begitu saja hanya karena pandemi.

Banyak juga teman-teman yang belajar hal-hal baru di masa pandemi ini (kursus bahasa asing, memasak, ikut kelas yoga, dan sebagainya), bahkan membuka usaha sendiri. Tapi, saya belum menemukan sesuatu yang menggugah selera untuk saya ikuti atau bisnis untuk saya mulai. Saya hanya mengikuti webinar yang berhubungan dengan pengajaran saya.
Kadang saya berpikir, "ya ampun toong, kebangetan banget sih ga mau berkembang seperti teman-teman yang lain, mulai aja dulu kalau kata Tokope*ia" omel saya pada diri sendiri. Ffffuh! Saya berbahagia untuk teman-teman saya dan untuk Anda yang menemukan gairah kehidupan di masa pandemi ini. Saya tetap konsisten berjuang juga ngelarisi produk jualan teman-teman saya. Hehehe...
Bersyukur banget, suami tidak ada protes juga kenapa setelah mengajar si istri banyak rebahan, mainan sama bocah-bocah, utak atik rumah, dan nonton Netflix. Kadang kalau sedang males dan iseng, suka masuk ke ruangan kerja suami, rebahan di sana, baca buku, sambil dengerin suami concall seharian dengan teman-teman kerjanya.

Pandemi ini entah kapan akan berakhir.Teruslah berbagi semampu kita melalui media apapun yang kita bisa. Lakukan yang membuat kita dan keluarga merasa bahagia tanpa harus merugikan orang lain. Bersyukurlah tanpa henti di titik apapun kita sejauh ini.
Saya menulis ini tidak ada tujuan yang pasti. Namun, satu hal yang akan saya mulai, melanjutkan menulis di blog ini. Salam hepi di tengah pandemi.

No comments:

Post a Comment